Salah satu karomah dari Syarif Hidayatullah adalah dalam peristiwa jatuhnya kerajaan Pajajaran, Yaitu ketika masa kepemimpinan Nusya Mulya alias Raga Mulya alias Pucuk Umun Pulasari alias Panembahan Pulasari yang bergelar Prabu Surya Kancana (1567 - 1579).
Di riwayatkan dalam perundingan terakhir penyerahan tahta
tanda takluk,
Syarif Hidayatullah memberikan 2 Opsi :
1. Pembesar
istana Pajajaran yang bersedia masuk islam akan tetap di jaga kedudukan dan
martabatnya seperti gelar Pangeran, Putri atau Panglima dan di persilahkan
tetap tinggal di keraton masing masing .
2. Bagi
yang tidak bersedia masuk islam maka harus keluar dari keraton masing masing
dan keluar dari ibu kota pakuan untuk di berikan tempat di pedalaman Banten
wilayah Cibeo sekarang.
Dalam perundingan terakhir yang sangat menentukan dari
riwayat Pajajaran ini di peroleh hasil :
-
Sebagian besar para Pangeran dan para Putri Raja
menerima opsi 1
-
Sedang pasukan pengawal istana dan panglimanya (sebanyak 40 orang) yang merupakan Korps Elit dari pasukan angkatan darat
Pajajaran memilih opsi ke 2. Mereka inilah cikal bakal penduduk Baduy Dalam
sekarang, yang tersu menjaga anggota pemukimanya hanya sebanyak 40 Keluarga
karena keturunan dari 40 pengawal istana Pajajaran. Anggota yang tidak
terpilih harus pindah ke pemukiman Baduy Luar.
-
Namun para Pendeta Sunda Wiwitan tetap menolak
opsi 1 dan 2, Justru mereka tetap ingin memeluk agama sunda wiwitan (Aliran
Hindu di wilayah Pajajaran) tetapi tetap bermukim di wilayah Pajajaran.
Di sinilah akhirnya dengan karomah yang di berikan oleh
Allah,
Syarif hidayatullah telah “Memindahkan“ istana kerajaan
Pajajaran beserta isinya ke alam ghaib sehubungan dengan kerasnya penolakan
para Pendeta Sunda tersebut di atas. Kisah karomah ini selain di yakini oleh
beberapa kaum sufi juga oleh sebagian masyarakat sunda bahwa kerajaan Pajajaran
beserta isinya telah di “hilangkan” Tilam.
Sejarah juga membuktikan melalui penyelidikan yang di
lakukan oleh para arkeolog asing ketika masa penjajahan belanda, bahwa istana
kerajaan Pajajaran di nyatakan hilang karena tidak di temukan sisa sisa
reruntuhanya . .. (Wallahu A’lam) disadur dari berbagai sumber
4 Comments
Assalamualum wr.wb...
ReplyDeletemembaca kisah hilangnya kerajaan pajajaran yg Bapa tulis disini sangat bertolak belakang dengan wangsit siliwangi ,
Coba baca Uga wangsit siliwangi disitu bahwa pajajaran hilang oleh Prabu siliwangi bukan oleh Sunan Gn jati..demikian mohon koreksi lagi
Wa alaikum salam wr wb..
ReplyDeleteTerima kasih atas koreksinya,itulah sejarah terkadang terdapat perbedaan ,
Wangsit memang betul, tapi dalam diri kanjeng sinuhun terdapat isinya wangsit siliwangi.. Isi wangsit siliwangi harus ada yang mengagemnya, tidak akan bisa terbukti wangsit kalau tidak ada orang yang menjalankan wangsit tsb..
ReplyDeleteWangsit siliwangi akan terus dijalankan oleh orang yang hak menjalankannya sampai akhir jaman.
Wallohualam
Isi wangsit siliwangi ada dalam kanjeng sinuhun syech syarif, wangsit akan ada penerusnya sampai akhir jaman.
ReplyDeleteWallohualam
Terima Kasih Telah Membaca, Komentar Anda yang Membangun Adalah Semangat Kami